Film yang dirilis pada 1935 ini merupakan film yang sangat terkenal di eranya. Secara konsep dari film ini mengambil model dokumenter dan menjelaskan dengan mendalam tentang Nazi dan pimpinannya yang sangat terkenal , Adolf Hitler. Film produksi oleh Leni Riefenstahl ini sangat luar biasa karena dapat memproduksi film yang memiliki seni dan teknik pengambilan gambar yang sangat baik. Di dalam film ini pun mulai ada editing yang sangat menarik yakni pada perubahan tulisan yang disusul dengan adegan berikutnya karena pada masa itu teknologinya belum memadai seperti sekarang ini.
Film ini secara implisit merupakan alat untuk propaganda yang dilakukan oleh Nazi beserta pimpinannya Hitler. Dalam tulisan ini penulis menganalisis secara singkat menggunakan metode semiotika yang merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana tanda-tanda atau simbol-simbol diproduksi. Tanda-tanda dan simbol-simbol tersebut digabungkan sehingga dapat memberikan makna atau interpretasi dalam proses produksi. Analisis dalam tulisan ini menggunakan teori semiotika menurut Ferdinand De Saussure yang membagi teori semiotik ini dalam dua bagian yaiutu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai bentuk fisik dapat dikenal melalui suatu karya, sedangkan pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi atau nilai-nilai yang terkandung didalam suatu karya. Berikut ini gambar atau shoot yang menunjukan bukti bahwa film ini berfungsi sebagai propaganda Nazi.
Penanda , shoot pada adegan ini adalah peralatan perang militer yaitu tank dan pesawat terbang. Pertanda, dalam adegan ini Nazi ingin menunjukan kepada dunia bahwa mereka memiliki armada perang yang sangat modern dan canggih pada masa itu. Hal ini dilakukan untuk menakuti lawan perangnya dan membangun citra positif bagi dunia militer Jerman. Hal ini terbukti, Benito Mussolini (Thomas Wendori.2009;42) merasa takjub, sekaligus dengan Jerman dan kekuatannya sehingga Benito Mussolini selaku Perdana Menteri menuruti penawaran dari Hitler untuk menjadi sekutu dalam Perang Dunia II.
Penanda, gambar diatas menggambarkan adegan bahagianya rakyat Jerman dalam kuasa Hitler dan Hitler yang sedang berjabat tangan dengan rakyatnya. Pertanda, Hitler ingin menunjukan sosok demokratisnya dengan bersalaman kepada rakyat yang terlihat senang bersalaman dengan Hitler. Hitler ingin mendapat simpati masyarkat sebanyak-banyaknya dengan dalih-dalih kemanusiaan, dan kemajuan taraf hidup dalam perang dunia kedua kala itu. Seperti kita ketahui bahwasanya Nazi berideologi sosialisme yang mana memiliki pandangan untuk mengutamakan kehidupan sosial atau kemasyarakatan dalam pertimbangan-pertimbangan politik dan ekonomi serta masyarakat tanpa kelas. Namun yang terjadi malah sebaliknya, di Jerman ajaran sosialisme di tangan Hitler membawa kearah fasis kapitalis dan membantai jutaan manusia dengan tangan besinya memimpin Jerman kala itu.
Pada adegan tangan mengepal oleh Hitlerketika berpidato dan dielu-elukan oleh pasukan tentaranya, terlihat bahwa adegan tersebut ingin menonjolkan sosok Hitler sebagai pemimpin tegas yang dapat memimpin dunia ini. Ketegasan dan kewibawaan selama perang memang mutlak diperlukan untuk mendongkrak semangat para tentara dan masyarakat dalam berperang. Dalam hal ini mudah bagi Hitler untuk membakar semangat pasukan bserta rakyatnya untuk berperang karena Hitler merupakan pemimpin yang sangat mahir dalam beretorika baik diatas panggung seperti orasi maupun dibelakang panggung dengan teknik lobinya.
Penanda, seremonial dalam agenda militer Nazi. Pertanda, adegan ini merupakan paparan terakhir yang akan saya jelaskan. Terlihat dengan jelas tiga buah bendera besar berkibar dalam seremonial tersebut. Bendera khas Nazi yang berlambang Swastika tersebut memang sering terlihat dalam film Triumph of The Will. Hal ini dikarenakan Nazi ingin menancapkan kuat simbol-simbol kekuasaanya di dalam pikiran manusia, sehingga dalam film ini kerapkali di tampilkan dan mengagungkan lambang Swastika tersebut. Simbol Swastika juga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi Nazi untuk memberikan semangat dalam peperangan karena hal tersebut merupakan simbol perjuangan mereka dengan warna dasar merah sebagai perwakilan dari ideologi sosialismenya dan simbol swastika yang mengartikan Jerman memiliki garis kebangsaan Arya.
Secara keseluruhan film ini secara gamblang menjelaskan tujuan-tujuannya dalam memproduksi film ini. Hal ini dapat diamati dari beberapa adegan dan shoot pengambilan gambar yang dilakukan oleh sang producer. Sehingga film ini sukses menjadi alat praktik kekuasaan atau menurut Berger dan Luckman “orders and practices of power” yang dimiliki oleh Nazi ketika itu. Bagi yang pembaca yang ingin menonton film ini secara penuh bisa mengklik tautan Film Triumph of The Will.
Referensi :
History of Swastika. http://www.ushmm.org/wlc/en/article.php?ModuleId=10007453 (diakses pada tanggal 24 April 2017 pukul 17.33 WIB)
Triumph des Willens (1935)-TriumphoftheWill.www.youtube.com/watch?v=GHs2coAzLJ8 (diakses pada tanggal 24 April 2017 pukul 17.38 WIB)
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Leave a Reply