“Kita terlalu sering mengikuti rayuan, sehingga libido kita dalam berbelanja pakaian memuncak. Kita begitu kalap untuk selalu membeli pakaian-pakaian baru walaupun tidak butuh, tanpa sadar bagaimana pengorbanan dibalik pakaian yang kita kenakan.”
Film ini menceritakan industri pakaian cepat, orang orang yang membuat pakaian, serta dampaknya pada lingkungan. Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain pangan dan tempat tinggal. Pakaian pada dasarnya merupakan penutup tubuh yang membantu manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ia tempati. Akan tetapi, apakah selama ini kita sadar bagaimana cara pakaian yang kita pakai itu diproduksi? Siapa yang membuatnya dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan?
The True Cost menjelaskan hal itu dengan detail. Industri fashion berkembang semakin pesat, pakaian tidak hanya dipahami sebagai kebutuhan dasar saja. Keberadaan pakaian juga berkembang menjadi sarana pembentuk identitas bahkan menunjukan kelas sosial dalam masyarakat. Dengan semakin pesatnya industri pakaian, manusia dirayu untuk mengkonsumsi pakaian dalam jumlah besar, tanpa sadar bagaimana dampaknya bagi pekerja dan lingkungan.
Ketatnya persaingan industri fashion, menyebabkan pemodal menekan ongkos produksi untuk memperoleh laba yang besar, selain itu dengan makin murahnya harga pakaian yang dijual akan membuat konsumen semakin mudah dirayu untuk membeli pakaian dengan harga murah. Dampak adanya persaingan pemodal ini dapat kita lihat pada bagaimana strategi mereka untuk menekan ongkos produksi. Upaya-upaya yang dapat kita lihat pada film ini adalah memindahkan produksi ke negara dunia ketiga (Bangladesh, Kamboja, dan India.) Dimana kita telah mengetahui bagaimana murahnya upah buruh di negara-negara dunia ketiga. Film ini mengekspose bagaimana kesejahteraan pekerja yang masih rendah, keselamatan pekerja yang kadang luput dari perhatian kaum pemodal. Aksi untuk menuntut kesejahteraan pekerja seringkali direspon dengan represi, sehingga pekerja cenderung menjadi korban dari semakin murahnya harga pakaian di dalam industri fashion.
Adegan-adegan penuh darah saat aksi protes menuntut jumlah upah yang sesuai di Kamboja, dan cuplikan berita ambruknya Rana Plaza di Bangladesh yang memakan korban sebanyak 1000 buruh membuat bulu bergidik. Bagaimana mungkin keselamatan pekerja bisa luput dari perhatian? Padahal keselamatan dan kenyaman dalam bekerja sudah seharusnya dipenuhi oleh pihak perusahaan.
Selain dampak yang dialami pekerja, dampak lingkungan yang diakibatkan dari adanya industri fashion juga tak kalah besarnya. Adanya permintaan yang besar juga harus didukung pada pemenuhan bahan dasar pembutan pakaian dan juga limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Tanah-tanah pertanian, tempat bahan pembuatan pakaian diproduksi menjadi semakin banyak terpapar bahan kimia yang tentu saja tidak ramah lingkungan. Bahan-bahan pembasmi serangga dan bahan lain memberikan dampak tak hanya pada lingkungan, tetapi juga pada manusia itu sendiri. Manusia dan lingkungan kerap menjadi korban dari adanya limbah produksi, keduanya akan sama-sama sakit dikarenakan terpapar zat yang beracun dan berbahaya.
Pembuat film ini kerap kali melakukan perbandingan-perbandingan antara negara dunia ketiga dan negara-negara Eropa dan Amerika. Kita diperlihatkan bagaimana konsumen di negara-negara Eropa dan Amerika—terutama Amerika Serikat. Begitu “kalap” dalam membeli pakaian-pakaian yang dihasilkan oleh pekerja negara-negara berkembang dengan harga yang murah. Apalagi dengan adanya tren fashion cepat, hal ini membuat konsumen pakaian akan selalu membeli pakian sesuai dengan tren yang cepat berganti, hal ini akan berakibat pada banyaknya pakaian yang dibeli. Tentu, dengan banyaknya pakaian yang dibeli akan berdampak pada jumlah pakaian yang nantinya menjadi sampah tekstil.
Jika kita mengikuti pola konsumsi seperti yang pemodal inginkan, kita tak hanya mengeluarkan biaya berupa uang. Biaya sebenarnya adalah pada pengorbanan kerusakan alam dan penderitaan pekerja, terutama dinegara-negara berkembang seperti Indonesia. Pekerja sudah seharusnya dilindungi oleh pemerintah, dan sudah seharusnya perusahaan memberikan hak-hak kepada para pekerja serta masyarakat yang dirugikan atas keberadaan industri fashion.
Judul Film: The True Cost
Tahun Produksi : 2015
Sutradara: Andrew Morgan
Durasi : 92 menit
Distributor: Life is My Movie Entertaintment
***
Leave a Reply